Kemajuan perempuan Indonesia sering berhubungan linear dengan
demokrasi yang berkualitas, bukan yang prosedural. Jika demokrasi
membaik, maka status perempuan seharusnya juga membaik.
Hal tersebut dikemukakan oleh anggota Komisi 11 DPR RI dari Fraksi
PDI Perjuangan, Eva Kusuma Sundari, melalui siaran pers menyambut Hari
Perempuan Sedunia, Selasa (8/3/2015).
Menurut Eva, kaum perempuan harus aktif memastikan mendapat manfaat
dari peluang membaiknya demokrasi. Dia mencontohkan pengalaman gerakan
perempuan pasca reformasi ketika memperjuangkan Undang-Undang tentang
Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT).
“Karena tahu keadilan bukan hadiah dari laki-laki,” katanya.
Dia mengingatkan, saat ini praktek intolerasi sedang menguat di
Indonesia. Dalam situasi itu, kepentingan praktis dan strategis
perempuan terkena imbasnya.
“Kelompok intoleran ini menolak demokrasi dan cara-cara yang
demokratis dan bahkan menghalalkan penggunaan cara kekerasan dalam
memenangkan kepentingannya,” paparnya.
Dia juga mengatakan, Pemerintah pusat yang Presidennya pro- perempuan
pun akan kesulitan karena sabotase daerah yang sudah dikuasai oleh
kelompok fundamentalis.
“Kelompok intoleran sudah berhasil membajak pimpinan daerah,
birokrasi, aparat keamanan untuk memimpin tindakan outlaw, di luar
hukum,” tuturnya.
Untuk itu, Eva mendorong agar ada sosialisasi empat pilar kebangsaan
di kalangan pemerintahan. Sedangkan partai politik perlu
menyelenggarakan pendidika politik internal soal kewarganegaraan dan
melembagakannya ke dalam sistem rekruitmen, pembinaan, karir, dan
lain-lain.
“Politisi yang memimpin Pemerintahan harus kuat iman terhadap hasutan
kelompok intoleran yang menarget pemusnahan kelompok minoritas yang
rentan,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Eva berharap tidak ada lagi politisi perempuan yang
mengusung agendanya patriarki, ketidaksetaraan gender, menolak perempuan
jadi pemimpin, promosi domestikasi perempuan, dan lain-lain.
Dia juga menyerukan agar perempuan tidak menolak demokrasi atau
menyokong khilafah. Sebab, demokrasi merupakan kondisi yang diperlukan
bagi kesetaraan perempuan.
Untuk diketahui, Eva Sundari bersama anggota DPR dari Fraksi
Gerindra, Susi Marleny Bachsin, sedang berada di Maroko, untuk
menghadiri
Konferensi Women’s Empowerment and The Sustainable Development Goals.
Konferensi yang berlangsung tanggal 8-9 Maret 2016 itu diorganisir oleh oleh Parlemen Maroko dan
Westminster Foundation for Democracy dalam rangka memperingati Hari Perempuan Sedunia dan Hari Perempuan Arab tanggal 1 Februari 2016.
Muhamad Idris
Tidak ada komentar:
Posting Komentar