Dalam kunjungan ke
beberapa kelompok kepentingan di Tulungagung dlm rangka reses, para petani
mengeluhkan hal yang sama yaitu penghasilan mereka yang dipastikan turun pada tahun ini.
Cuaca yang kacau, menyebabkan produksi sawah turun tetapi dalam situasi demikian, serangan
wereng memperburuk situasi dan menimbulkan frustasi. Dari diskusi dengan staf ahli
bupati Tulungagung urusan pertanian (22/7/13), Pak Tatang Suhartono, diperoleh
informasi bahwa hama yang sedang menyerang disebut WBC - wereng batang coklat.
Luas lahan yg harus segera ditolong seluas 14 ribuan hektar. Dinas pertanian
saat ini masih memiliki pestisida tetapi masih kekurangan sekitar 9 ton. bisa
Aploud atau Osin.
Menanggapi hal
tersebut, Pak Tatang meminta supaya saya melapor ke Dirjen Sarana dan Prasarana
Mentan, Dr Ir Sumarjo Gatot Irianto, MS, DAA agar segera merespon situasi di
Tulungagung. Alhamdulillah, meski hari Sabtu (27/7/13) tapi beliau merespon
keluhan petani Tulungagung tersebut. Hari Senin (29/7/13) proposal permintaan
bantuan obat-obatan sudah masuk di kantor beliau. Para petani berharap dalam minggu
ini sudah ada eksekusi atas proposal tersebut.
Kabar terakhir, pihak
Kementan mengontak Pak Tatang untuk memperbaiki proposal dan memasukkannya ke
Dirjen Tanaman Pangan. Pak Tatang menjanjikan proposal revisi sudah akan terkirim
pd hari Rabu (31/7/13) untuk langsung diantar ke Kementan pada hari yang sama.
Meski demikian, secara umum
petani Tulungagung sangat mengharap situasi yang membaik dari bisnis pertanian
yang makin lama tidak 'sumbut'/mencukupi. Petani membutuhkan proteksi langsung
sehingga, spt bisnis di sektor lain, bisnis pertanian mendatangkan keuntungan.
Input dan output yang tidak sebanding ini perlu disikapi serius dan tentu bukan
saja oleh Kementan karena ini terkait politik pembangunan nasional yg belum
serius pro kedaulatan pangan sehingga pertanian dan petani kita blm diberdayakan
secara maksimal
(30/7/13, anggt Kom 3 FPDIP Dapil Jatim 6)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar