oleh: Eva Kusuma Sundari
Saya berharap Menkominfo serius
merespon kejadian pemboman di Tasikmalaya, karena berkaitan dengan tupoksi
kementriannya. Ada dugaan pelaku mendapat ide dari inspire magazine-nya Al-Qaidah, yang mengajarkan pembuatan bom
panci dengan menggunakan pressure cooker.
Hal yang juga telah menginspirasi pelaku Bom Boston-Marathon.
Seri dalam situs yang berisi “Bagaimana Membuat Bom dengan Peralatan Dapur Ibu Anda”, ini sepatutnya di blokir seperti
yang dilakukan sebagian pemerintahan-pemerintahan di dunia (Pemerintah China) yang melihat
bahaya dan dampaknya terhadap masyarakat. Adanya pembiaran dan tidak adanya sense of crisis dari Kemenkominfo
berkaitan dampak domino terhadap makin maraknya tindakan-tindakan
radikal kelompok pro-jihad.
PDI Perjuangan sangat berharap agar
Menkominfo menutup situs-situs yang sudah meresahkan masyarakat dan
aktivitas-aktivitas anti kekerasan karena mengajarkan radikalisme seperti situs-situs
Al-busroh.com; Arrahmah.com; VOI-Voice of Islam; jihat.com; tauhid wal jihad, yang mendorong
apa yang disebut self-radicalism
(radikalisme sukarela) dan mengantar seseorang mengambil tindakan radikal
termasuk membuat bom.
Terbukanya situs-situs bermuatan
ajaran radikal, yang menurut tim riset UI berjumlah 30 dan yang berkategori terorisme sejumlah 15
situs, sama bahayanya dengan situs pornografi karena berdampak pada kerusakan
jiwa terutama generasi muda kita. Tetapi yang lebih bahaya adalah dampak
tindakannya yang mendatangkan kerusakan yang luas dan bahkan penghilangan nyawa
banyak orang. Ini harus dicegah dan dihindarkan untuk terjadi demi hak rakyat
atas rasa aman (20/7/2013).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar